Fenomena second account di kalangan Gen-Z
![]() |
Sumber: Manado.post |
Menurut salah satu unggahan Instagram psikologi, fenomena ini lebih dekat dengan konsep yang namanya persona, yaitu sisi lain dari diri seseorang yang ditampilkan sesuai dengan situasi sosial. Carl Jung seorang psikolog terkenal, menjelaskan bahwa setiap orang punya persona untuk beradaptasi dilingkungan yang berbeda. Itu artinya, seseorang yang memiliki second account bukan berarti mereka mengalami gangguan mental, atau depresi. Bisa jadi mereka perlu beradaptasi tanpa tekanan sosial. Menurut penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Adolescense, media sosial memang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Bukan hanya second account semata, tapi ada faktor lain seperti: tekanan sosial, kurangnya interaksi secara langsung, juga ekspektasi yang tinggi terhadap diri sendiri. (Journal of Adolescense, 2021) Banyak kalangan Gen-Z lebih nyaman berbagi cerita pribadinya di second account ketimbang bercerita secara langsung kepada keluarga. Itu berarti, bisa jadi tanda bahwa mereka butuh ruang berbicara, tapi juga perlu diimbangi dengan komunikasi yang sehat di dunia nyata. Pada akhirnya, memiliki second account bukan hal yang salah, yang terpenting bagaimana menggunakannya secara bijak dan tetap menjaga keseimbangan antara dunia Maya dan dunia nyata. |