Apa Itu Overthinking dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar dari kita pernah mengalami overthinking atau berpikir berlebihan. Ini adalah kondisi ketika seseorang terlalu lama memikirkan suatu hal secara berulang-ulang, sering kali disertai kekhawatiran, keraguan, atau rasa takut akan kemungkinan terburuk. Jika dibiarkan, overthinking dapat memengaruhi kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang.
Overthinking biasanya muncul dalam bentuk dua pola utama: meratapi masa lalu (“kenapa aku tidak melakukan itu?”) dan mengkhawatirkan masa depan (“bagaimana jika semuanya gagal?”). Meskipun berpikir sebelum bertindak adalah hal yang baik, terlalu banyak berpikir justru dapat menghambat pengambilan keputusan, menurunkan rasa percaya diri, bahkan menyebabkan stres berkepanjangan.
Beberapa tanda umum overthinking antara lain sulit tidur karena pikiran terus berjalan, merasa cemas tanpa sebab jelas, sering menunda-nunda keputusan, dan terus-menerus memikirkan apa kata orang lain. Kondisi ini bisa memperburuk kecemasan sosial, depresi ringan, hingga burnout jika tidak ditangani dengan tepat.
Untuk mengatasi overthinking, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, latih kesadaran diri (mindfulness)—fokus pada apa yang terjadi saat ini, bukan apa yang sudah lewat atau belum terjadi. Kedua, buat batas waktu untuk berpikir dan bertindak, agar tidak terjebak dalam keraguan. Ketiga, catat pikiran dalam jurnal, supaya lebih mudah memetakan dan melepaskan kekhawatiran yang tidak perlu.Yang paling penting, belajar menerima bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan. Terkadang, melepaskan dan melangkah maju adalah pilihan yang lebih sehat daripada terus memikirkan hal yang belum tentu terjadi.